IwanWahyudi.net – Kerja dari Rumah Bukan Berarti Malas Kerja. Nah, bahasan ini menurut saya penting banget, karena banyak orang yang masing mengindentikkan bahwa mereka yang bekerja di rumah itu pemalas, gak mau capek, dll. Tentu saya yang termasuk salahsatu di dalamnya gak setuju banget jika dianggap seperti itu, karena kenyataannya kebanyakan mereka yang bekerja dari rumah justru ingin bekerja lebih lama, meskipu memang dalam perjalanannya ada hal-hal yang bisa lebih diefektifkan sehingga mereka bisa bekerja lebih hemat waktu.
Malas kerja VS Gila Kerja ?
Sebenarnya mereka yang bekerja di rumah ini termasuk yang malas kerja atau gila kerja sih? Karena yang banyak orang melihat mereka yang kerja di rumah seperti itu-itu saja kegiatan setiap harinya. Mereka gak berangkat pagi, pulang sore seperti orang –orang kebanyakan. Tentu ini memberikan anggapan pada kebanyakan orang bahwa mereka tidak mau (suka, kuat, tahan) untuk bekerja 8 jam sehari seperti pekerja pada umumnya. Benarkah?
Mungkin ada benarnya juga. Ada yang memang sengaja bekerja di rumah karena jenuh dengan aktivitas rutin kebanyakan orang. Mereka ingin bekerja lebih santai sesuai dengan jam kerjanya sendiri. Misalnya saat mood maka jam kerjanya sangat panjang, bahkan mungkin sampai lupa makan dan tidur. Tapi saat tidak ada mood, ya pekerjaannya harus dihentikan dulu. Ada loh yang bekerja di rumah seperti ini. dan ini sah-sah saja karena apapun yang mereka lakukan resikonya juga mereka sendiri yang menanggungnya.
Tapi jangan salah. Ada juga lho yang bekerja di rumah karena mereka gila kerja. Ya, bagi mereka kerja 8 jam per hari itu kurang. Mereka bisa menambahnya hingga 2 kali lipat bahkan. Apalagi bagi mereka yang baru memulai usahanya, mereka rela mengurangi alokasi waktu yang lainnya untuk mewujudkan apa yang mereka cita-citakan.
Nah, Anda termasuk yang mana?
Seni Bekerja di Rumah
Bekerja di rumah itu ada seninya. Tentu karena ini bukan kantor, tapi tempat hunian, maka untuk mendapatkan waktu yang nyaman untuk bekerja memang kadang agak sulit. Kita harus tahu kapan waktu yang efisien untuk bekerja, apalagi bagi Anda yang masih mempunyai balita. Harus tahu waktu-waktu yang paling “aman” untuk bekerja tanpa hambatan.
Saya pribadi saat ini punya 3 anak yang usianya selisih kurang dari 3 tahun tiap anaknya, dan yang paling besar berusia 5 tahun 6 bulan. Bisa dibayangkan kan bagaimana sulitnya untuk fokus bekerja saat salahsatu dari mereka ribut atau bahkan mengajak bermain? Anggap saja ini hiburan, karena memang yang menjadi kelebihan kita bekerja di rumah adalah kita bisa bertemu dan memantau anggota keluarga kita kapan saja. Tapi harus ada konsekuensinya, harus punya waktu lain untuk menggantinya.
Misalnya Anda tidak bisa bekerja maksimal pada pagi-siang hari, maka gantinya bisa di malam hari. Dan ini memang harus komitmen setiap harinya. Karena itulah saya pribadi dalam bekerja tidak bisa terpaku pada jam, misalnya jam sekian sampai jam sekian harus bekerja, dll karena memang kondisi di rumah tidak memungkinkan untuk itu. dijalani saja, nanti lambat laun kita akan terbiasa dengan cara kerja seperti ini.
Pentingnya Target Kerja
Karena jadwal bekerja yang sangat fleksibel seperti dijelaskan diatas itulah, maka yang harus ditetapkan adalah terget kerja per hari. Dan target ini bisa kita kerjakan kapan saja saat kita di rumah. Misalnya untuk mengerjakan sebuah buku, maka dalam sehari saya harus bisa membaca buku sekian halaman dan menulis sekian halaman. Itu semua harus ditetapkan secara detail supaya setiap harinya ada progress dalam pekerjaan kita.
Atau misalnya yang bekerja di rumah sebagai blogger, harus ditetapkan targetnya dalam sehari harus berapa postingan yang harus ditulisnya. Tentu ini semua butuh komitmen yang sangat tinggi karena memang tidak mudah untuk bisa meluangkan waktu rutin setiap harinya untuk cepat mendapatkan ide dan menuliskannya dalam sebuah atau beberapa blog. Tapi itulah yang harus dilakukan agar blog yang kita miliki mempunyai nilai dan pengunpung setia setiap harinya.
Karena itu kadang saat asyik menyelesaikan target harian saya malas sekali untuk keluar rumah. Berasa dalam sehari ada “golden time,” yaitu saat anak-anak semua tidur dan kondisi di rumah sedang dalam keadaan sunyi senyap. Nah ini nih yang sebenarnya dicari-cari penulis untuk bisa mengalirkan idenya dalam tulisan! Bagi saya yang bekerja di rumah waktu seperti ini sangat mahal. He….
Jadi, coba buat target kerja per hari. Tidak perlu banyak, yang penting terukur. Artinya apa? Tentu target yang kita tuliskan itu masuk akan bagi kita untuk melakukannya. Lebih baik mempunya target yang rendah tapi kita konsisten melakukannya dibanding target yang tinggi tap hanya bisa melakukannya dalam beberapa hari saja. Bagi saya ini juga bisa menjaga mood kita. kadang dengan target yang sangat tinggi, hari berikutnya kita merasa terbebani, malas akhirnya tidak melakukan apa-apa sama sekali di hari itu. Rugi kan?
Nih contohnya misalnya dalam menulis buku yang kita tergetkan adalah 20 halaman. Mungkin untuk beberapa hari itu bisa dilakukan, tapi seterusnya tentu terbebani dengan target yang sebanyak itu. beda jika yang kita targetkan hanya 5 – 10 halaman per hari, ini tentu sangat mungkin dilakukan di rumah ambil kita menyiapkan bahan tulisan untuk hari berikutnya. Iya kan?
Tapi jangan juga kita terlalu malas, hingga target yang kita tetapkan terus rendah tanpa ada peningkatan. Rugi waktu lah kalau seperti itu. diawal mungkin bisa ditergetkan cukup 5 halaman, setelah berjalan normal dan melakukannya sangat mudah, bisa ditingkatkan lagi menjadi 10 halaman. Jika target ini juga dirasa mudah maka kita bisa tingkatkan terus setiap waktunya. Yang penting terukur atau sesuai dengan kemampuan kita. dalam hal ini mampu pikiran, waktu dan tenaga untuk mengerjakannya.
Target dalam bekerja ini juga bisa diakumulasi saat Anda terpaksa tidak bisa melakukannya. Lha iyalah, kalau tegang-tegang banget ngapain kita kerja di rumah? Misalnya nih ada kepentingan yang mendesak sekali, sehingga di hari itu kita tidak sempat untuk menulis atau bahkan menyentuh laptop/ PC sama sekali, maka solusinya adalah menggabungkan tanggungan terget harian kita di hari yang lainnya. Ini juga bisa dilakukan supaya kita tetap manjaga semangat bekerja kita, jadi setiap kali ada yang terlewat, maka kita harus menggantinya di hari yang lain.
Ok, sekian dulu pembahasan kali ini tentang anggapan, Apakah mereka yang kerja di rumah berarti malas kerja? Sudah coba saya jawab dengan memberikan sedikit pengalaman dari saya sendiri bagaimana cara saya kerja di rumah.
Semoga sharing tentang pembahasan ini bermanfaat ya. Anda bisa membaca pembahasan lain tentang kerja dari rumah di artikel lain di blog ini. Silahkan komen dan share artikel ini jika bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini.